Rabu, 16 September 2015

Hari Bahagia itu Datang Juga

Assalamualaikum…

Pas lagi nge-check blog, ya ampun ternyata post terakhir itu 8 September 2014. Setahun lebih ternyata dianggurin hihihihi…

Melanjutkan post sebelumnya, kisah cinta saya akhirnya berakhir bahagia loh di pelaminan. Dan sekarang Alhamdulillah saya tengah bersiap menjadi seorang ibu. 

Kami menikah pada 25 Oktober 2014 di kediaman orangtua saya di Kreo, Ciledug, dan dilanjutkan dengan resepsi sehari setelahnya (26 Oktober 2014) di Gedung Manggala WanaBhakti, Jakarta Selatan.

Dalam mempersiapkan pernikahan (akad nikah dan resepsi), kami Alhamdulillah tidak mengalami kendala yang berat. Baik dari sisi keluarga, sisi keuangan bahkan sisi tekhnis. Semoga ini pertanda bahwa pernikahan kami di Ridhoi oleh Allah SWT. Aminnn….

Sedikit yah saya mau cerita tentang persiapan kita mempersiapkan hari bahagia (kali ini bahas resepsi dulu)

  • ·       Sewa Gedung di Manggala Wanabhakti

Pertama mengenai pemilihan gedung pernikahan. Awalnya kami memilih di Gedung Bidakara. Namun karena harganya yang semakin mahal hanya untuk sebuah gedung dan hanya untuk kurang lebih dari 3 jam saja, rasanya tidak masuk di budget kita berdua. Beruntung tetangga sebelah rumah orangtua, adalah salah satu pengurus di gedung Manggala, maka waktu itu mama saya, meminta untuk di check ketersediaan gedung di tanggal resepsi yang sudah kita tentukan.

Alhamdulillah, 26 Oktober gedung Manggala saat itu masih available, bahkan kita bias sewa gedung itu seharian karena ternyata pasutri yang ingin menikah di siang hari membatalkan. Oh iya waktu itu harga sewa gedung sebesar Rp 24.500.00 + Rp 5.000.000 (untuk tambahan sewa pemakaian gedung seharian). Kesuluruhan total untuk sewa gedung sebesar Rp 29.500.000.

  • ·       Catering

Sudah menjadi hal mutlak kayaknya, kalau kita menikah di gedung, catering yang kita pakai  haruslah rekanan dari gedung tersebut. Beruntung lagi, gedung Manggala rekanan dengan Alphabet Catering. Untuk urusan ini, kami berdua gak tahu sama sekali berapa perinciannya, karena semua discover oleh orangtua saya. Tapi yang saya ketahui, catering adalah elemen termahal dari sebuah pernikahan hihihi… karena kata orang-orang kesan terbaik dari sebuah pesta pernikahan adalah rasa makanannya :p makanya gak heran, harga makanan yang paling menguras kantong demi memuaskan para tamu yang hadir.

Oh iya, kenapa kita memilih Alphabet Catering? Pertama dua tahun sebelumnya, keluarga saya sudah menggunakan Alphabet pada saat adek saya menikah (jadi menurut mama saya, gak usah lagi coba-coba yang lain). Kedua, soal cita rasa, gak usah diragukan lagi. Ketiga, pelayanan yang ditawarkan sangat memuaskan. keempat, dekorasi untuk meja catering, gubukan dan kembangnya juga selalu mewah.

Salah satu pelayanan yang diberikan, ketika kami tidak sempat datang untuk food tester, tim manajemen mengirimkan kepada kami, 10 masakan favorit mereka ke rumah dengan porsi yang banyaaaaakkk J alhasil waktu food tester, kita ngundang beberapa saudara karena sangking banyaknya hahahahahahaaaaa…

Yang mau hubungi Alpahet Catering bisa cek di http://www.alfabetcatering.com/home

  • ·       Souvenir Pernikahan

Dalam memilih souvenir ini, saya lebih percaya belanjanya di Pasar Pagi Mangga Dua, Jakarta Utara. Kami memilih piring kue berbentuk daun. Disini, selain terkenal lebih murah, para penyedia souvenir ini sudah berpengalaman, dan juga pilihannya banyak banget.

  • ·       Dokumentasi Pernikahan

Aldivo Photography merupakan salah satu fotografer yang paling laris manis untuk meng-capture hari bahagia para pengantin. Kita pakai jasa mas Aldi (sapaan saya kepadanya) sejak foto pra-wedding. Waktu pre-wedding karena saya memilih di studinya di daera Ciputat. Budget yang dipersiapkan sebesar Rp 3.000.000 (include, 3x kali baju dan make up).

Untuk resepsi, budgetnya sekitar Rp 30.000.000. yang mau tanya-tanya  harga dan lainnya kalian bisa hubungi Aldivo Photography di http://www.aldiphotography.com/index.ph
  • WO khusus adat

Karena saya keturunan bugis, maka kami memakai jasa Ny. Syarifah Nur Daeng Aseng dari Sanggar Tamalatte untuk meng-handle acara, mulai dari Malam Mapacci dan Resepsi Pernikahan. Daeng Aseng ini, adalah WO khusus adat yang paling terkenal dan lengkap di Jakarta, bahkan keluarga besar Jusuf Kalla selalu memakai jasa beliau kalau ada acara-acara adat.

Sanggar ini tidak hanya menyediakan baju pengantin, baju untuk orangtua pengantin, baju para panitia, dekor, kue-kue bugis, tetapi juga menyediakan para penari tarian Bugis serta MC. Pokoknya lengkap banget deh. Untuk budget yang disediakan, berhubung kami sudah biasa memakai jasa beliau, jadi ada diskon khusus :p tapi sekitar Rp 50.000.000 (harga ini mencakup Malam Mapacci dan Resepsi).
  • Dekorasi
Urusan dekorasi ini, kami mendapat referensi langsung dari Sanggar Tamalate yaitu dengan mba Laila dari Pesona Alamanda. Setelah beberapa kali pertemuan dan revisi, maka kami dapat harga sebesar Rp 34.000.000 untuk hal-hal berikut:


A. Dekorasi Di Gedung Yang Terdiri Dari :

     01)   Dekorasi Pelaminan
     02)   Dekorasi Ruangan Resepsi
     03)   Dekorasi Ruang VIP
     04)   Dekorasi Penerima Tamu
     05)   Dekorasi Panggung Musik
     06)   Dekorasi Screen

B. Dekorasi Di Rumah (Akad Nikah)

Nuansa               :  Bugis Makasar
Warna Bunga     :  Putih, Pink, Merah
Nuansa Warna   :  Biru & Silver

Untuk yang mau menghubungi Pesona Alamanda bisa ke http://pesona-alamanda.com/index.php

  • ·       Wedding Organizer

Untuk menangani acara resepsi secara keseluruhan, kita juga memakai jasa WO yang kebetulan teman saya sendiri. Kita pakai WO ini sebulan sebelum acara berlangsung, yang tugasnya lebih kepada mengatur flow acara. Karena untuk urusan tetek bengek lainnya sudah saya dan mama yang mengatur.

Apalagi yah yang kurang? Maklum soalnya sudah setahun yang lalu nih -_-, jadi rada lupa apa aja persiapan kita waktu itu. Tapi secara garis besar inilah yang harus dipersiapkan para calon pengantin untuk membuat resepsi pernikahan di gedung.

Hai, hai, kalau ada yang mau bertanya soal persiapan pernikahan, bisa contact saya di adindaputribintang@gmail.com insya
Allah bisa saya bantu :) 


Wassalam,

Adinda Bintang





Senin, 08 September 2014

Bukan Lagi Cinta ala ABG

Pop Up untuk Lamaran yang berlangsung pada 2 Februari 2014

Memang benar, tidak akan ada satu orang pun yang bisa meramalkan akan jadi apa dan bagaimana hidupnya ke depan. Berawal dari pertemuan saya dengan dirinya pada 17 Agustus 2013 lalu. Titik awal perubahan dalam kehidupan saya terjadi.


Kisah ini bukan lagi cinta monyet ala ABG, juga bukan kisah percintaan yang akhirnya berakhir tragis, diselingkuhin atau ditinggalkan begitu saja. Ini kisah cinta yang berakhir bahagia.


Siang, 17 Agustus 2013, mungkin adalah tanggal bersejarah untuk saya dan dia. Saat saya baru turun dari mobil menuju kantornya, seketika itu juga dia melihat saya dengan tatapan yang tidak biasa. 


Sebagai perempuan dengan usia matang, tentu saya paham maksud tatapannya. Tatapan yang rupanya membawa hubungan saya dan dia, sebentar lagi akan menuju ke gerbang pernikahan. 


Memang sedari awal pertemuan itu, dan akhirnya terjadi pembicaraan hingga berjam-jam, saya sudah sadar, dia menyimpan rasa. Tapi waktu itu masih saya acuhkan, karena masih kadung sakit hati dengan pria sebelumnya. 


Setelah pertemuan di hari kemerdekaan RI itu, rupanya dia gencar luar biasa mendekati saya. Mulai dari rajin mention di Twitter, sering banget menyapa di BBM, meski sering kali saya acuhkan. Hahaha…


Beberapa temannya pun sudah menyampaikan, ”Din, dia ada hati tuh sama elo. Coba aja dulu.”


Tapi tidak ada satu pun yang saya tanggapi. Entah apa yang merasuki saya waktu itu, yang pasti, semua simbol dan isyarat yang dia berikan hanya iseng-iseng berhadiah.


Meski saya tak menanggapi serius, bukan berarti saya lantas jadi jutek dan bersikap menyebalkan padanya. Setiap dia bbm, saya ladeni, bahkan pernah kita bbm an sampai tengah malam membicarakan bisnis.’


Sebagai teman, dia cukup enak untuk diajak berbicara dan bertukar pendapat. Tak hanya itu, dia juga salah satu pria yang paling ringan tangan dalam kehidupan saya.


Seperti kata pepatah Jawa, “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” demikian juga yang terjadi dengan perasaan saya terhadap dia pada akhirnya. Kita memang sering bersama, oh hmmm karena dia yang meminta dan siapa juga yang gak mau ditemenin hahaha.. 3 Oktober, dia menemani saya untuk loading barang untuk bazaar. 5 Oktober dia menemani saya seharian penuh saat acara Go Girl Expo di Gandaria City. Yang bikin luluh, dia bawain saya dan yang lainnya makanan. 
 
Seminggu kemudian, dia menemani saya juga seharian untuk pemotretan di Depok. Dan masih banyak perjuangan dia lainnya untuk mendapatkan cinta saya.


Masya Allah.


Enggak pernah terjadi dalam hidup saya, ada pria yang merelakan waktunya begitu banyak meski kita belum ada ikatan resmi ‘pacaran’. Bahkan mantan-mantan yang terdahulu pun juga tidak pernah ada. Allah Maha Baik ya :D 


Saya dan dirinya tidak tahu pasti kapan sebenarnya kita akhirnya meresmikan hubungan, karena semua itu terjadi dengan sendirinya. Ah lagipula, kita bukan anak remaja yang harus banget punya tanggal jadian. Udah bukan lagi zaman saya yang begitu-begituan. 


Dimulai dari kekaguman atas segala kelebihan yang dia miliki, akhirnya kini saya bisa mengatakan benar-benar jatuh cinta kepada pria ini. Pria asal Aceh Selatan bernama FADLI SALDI. 


Meskipun dia kaku, kurang ramah sama orang baru, gak suka berbasa-basi, logatnya kalau ngomong daerah banget (hahaha), suka ngeyel, ya biarlah, sisi manusia pasti ada yang lebih dan ada yang kurang. Yang terpenting kan bagaimana dia memperlakukan kita, mencintai kita dengan sepenuh hatinya.


Belum lama dia sempat mengeluh, “Aku nih capek loh, pulang kantor, masih lagi kerjain proyek dari beberapa perusahaan, ini semua demi kamu. Demi cita-cita kita hidup bahagia, bisa travelling sering-sering seperti impian kamu. Jadi tolong ya, jangan suka ngomel kalau aku sibuk banget”

Saat saya asyik menulis ini pun, pukul 20:30 dia masih ada kerjaan dengan temannya. 

Kalau udah gini jadi ingat pesan nyokap, “Nanti cari suami kayak papa ya, pekerja keras, panjang akalnya dan bertanggung jawab sama keluarganya.” 

Ah mama, Insya Allah Fadli akan seperti itu sama kakak dan keluarganya nanti. Amin. 




Love you ‘Aceh’ :*